Selasa, 21 April 2009

Instalasi Windows dari USB Flash Disk


Ide artikel ini bermula saat ingin memasang Windows pada nettop Telebit Nucleom AG-100. Berhubung nettop tersebut tidak memiliki CD-ROM, InfoKomputer harus menggunakan CD-ROM eksternal. Baru kemudian terpikir, bagaimana jika proses instalasi menggunakan flashdisk? Solusi ini jelas lebih praktis dan murah, karena kita tidak harus membeli CD-ROM eksternal dan tinggal memanfaatkan USB flash disk yang harganya kian terjangkau itu. Namun untuk melakukannya, kita tidak bisa cuma menaruh file dari CD installer Windows ke flash disk.Kita harus membuat flashdisk tersebut dikenali sebagai bootdisk terlebih dulu. Satu hal yang juga krusial adalah BIOS di notebook/netbook/PC yang akan kita install harus mendukung booting melalui flash disk. Sebenarnya nyaris semua produk baru sudah mendukung hal tersebut, namun kami sarankan Anda cek BIOS PC Anda terlebih dulu.
Jika memang bisa, berikut adalah daftar kelengkapan yang Anda butuhkan.
1. Sebuah PC dengan CD-ROM (untuk melakukan proses persiapan dan transfer file)
2. CD installer Windows XP atau Vista
3. Aplikasi pendukung berupa (ketiganya tersedia di DVD InfoKomputer edisi Februari):
a. USB_PREP8
b. PeToUSB
c. Bootsect.exe
4. Flash disk dengan kapasitas minimal 1GB
Beginilah cara memasukkan installer Windows ke dalam flash disk.
1. Copy file PeToUSB.exe ke dalam folder USB_prep8.
2. Jalankan file usb_prep8.cmd dengan cara klik dua kali. File tersebut berada di dalam folder USB_Prep8. Catatan: JikaPC Anda menggunakan Windows XP2, Anda perlu unblock file tersebut agar bisa berjalan. Caranya, klik kanan>Properties>Unblock
3. Nanti akan muncul file jendela seperti gambar di bawah.
4. Tekan Enter, dan akan muncul jendela.
5. Biarkan semua setting dalam kondisi default (kecuali jika Anda ingin mengganti label drive) dan tekan Start. Ini akan menformat flash disk Anda, jadi pastikan tidak ada file penting di flash disk tersebut.
6. Setelah proses selesai, JANGAN tutup jendela PeToUSB. Biarkan terbuka.
7. Buka command prompt (caranye klik Start>Run>cmd). Pada panel command prompt, masuk ke folder di mana file bootsect.exe tersimpan. Caranya, ketik “cd namafolder”. Sebagai contoh, karena file bootsect.exe berada di dalam folder bootsect yang berada di desktop, kami mengetik “cd desktop” lalu “cd bootsect” (keduanya tanpa tanda petik).
8. Jika bootsect.exe sudah ketemu, ketik “bootsect.exe /nt52 X:” (tanpa tanda petik). Catatan: X: menunjukkan drive.untuk flash disk Anda, jadi cari tahu dulu nama drive-nya. Pada kasus kami, nama drive adalah L sehingga perintahnya menjadi “bootsect.exe /nt52 L:”
9. Jika langkah 9 dilakukan dengan benar, akan muncul pesan “Bootcode was successfully updated on all targeted
volumes”. Tutup jendela command tersebut dan jendela PeToUSB. catatan: jangan menutup jendela USB_Prep8. Jendela USB_Prep8 harus tetap terbuka.
10. Ketika Anda menutup jendela PeToUSB, di jendela USB_Prep8 secara otomatis akan muncul pilihan menu seperti gambar di bawah. Jika tidak, coba tekan Enter.
11. Pada tahap ini Anda sebenarnya cuma melakukan setting untuk Prep8, cuma caranya adalah memilih berdasarkan nomor menu. Yang harus Anda ganti adalah:
a. Menu 1: memilih drive tempat Windows XP (atau CD-ROM Anda). Caranya klik 1, nanti akan keluar Explorer untuk memilih drive. Pilih nama drive (di PC kami adalah C).
b. Menu 2: memilih Virtual TempDrive, atau drive virtual di harddisk PC Anda sebagai tempat menyimpan data sementara (sebelum dipindahkan ke flash disk). Pilih drive yang tidak ada di PC Anda, misalkan drive T.
c. Menu 3: untuk memilih drive flash disk Anda. Tekan 3 dan pilih drive flash disk yang ingin Anda masukkan Windows.
d. Menu 4: menu ini untuk menjalankan proses selanjutnya. Jika sudah menjalankan menu 1 sampai 3, Anda langsung
jalankan menu 4 ini.
12. Nanti akan muncul pop-up window yang akan langsung menghapus drive sementara (yang kita lakukan di menu 2). Tekan Yes.
13. Setelah itu, proses transfer file installer Windows berjalan. Ada dua proses terjadi di sini. Pertama proses transfer file dari CD-ROM ke harddisk, dan kedua dari harddisk ke flash disk. Lamanya proses tergantung kecepatan CD-ROM
maupun flash disknya, dan dalam kasus kami sekitar 30 menit.
14. Setelah itu, kita tinggal tancapkan flash disk tersebut ke PC yang akan kita install, dan atur prioritas booting ke flash disk. Ketika dinyalakan, ada dua pilihan yang tersedia. Pilih pilihan nomor 1(TXT Mode Setup Windows XP). Setelah itu, proses instalasi berjalan seperti biasa, termasuk melakukan proses booting ulang. Tidak ada yang perlu Anda lakukan di sini, cukup tunggu sampai proses instalasi selesai. Yang perlu diperhatikan adalah flash disk tidak boleh dicabut sampai proses selesai (sudah masuk Windows).
Nah, sekarang proses instalasi Windows bisa dilakukan meski Anda tidak memiliki CD-ROM. Praktis kan?
Sumber: InfoKomputer

Selengkapnya...

Senin, 20 April 2009

5 Tahap Perencanaan Keuangan(5)

Kali ini kita membahas lebih dalam mengenai tahap terakhir, yaitu melakukan monitor dan evaluasi secara berkala.

A. Memonitor Portfolio Investasi.

Setelah kita melakukan investasi, yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah membuat catatan mengenai investasi kita dan melakukan monitor terhadap perubahan nilai investasi kita.Misalkan saja Pak Budi memiliki 3 jenis investasi, yaitu Deposito, Reksa Dana Saham dan Emas, yang dibeli dengan harga Rp. 20.000.000, Rp. 30.000.000, dan Rp. 25.000.000. Dari masing-masing investasi Pak Budi mengharapkan return sebesar 5%, 20,% dan 15%. Berikut adalah kondisi awal investasi:

Dari nilai akhir investasi, bisa dihitung berapa persen yang benar-benar Pak Budi dapat dari masing-masing jenis investasinya. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Pak Budi sebenarnya mendapatkan 5% dari deposito, 30% dari reksa dana saham dan 10% dari emas.

Apakah pelajaran dari melakukan monitor terhadap investasi ini? Pelajarannya adalah dalam dunia investasi, hasil yang kita dapat belum tentu sama dengan hasil yang kita harapkan sejak awal investasi. Tidak ada yang pasti dalam dunia investasi. Dari tabel kedua, kita bisa melihat bahwa Pak Budi mendapatkan hasil yang sama dengan yang diharapkan dalam depositonya, mendapatkan hasil yang melebihi harapan untuk reksa dana saham dan mendapatkan hasil yang lebih kecil dari yang diharapkan dari emas.

Untuk investasi yang hasilnya sama atau melebihi yang kita harapkan, tentunya menyebabkan kita menjadi lebih percaya terhadap investasi tersebut dan mempertimbangkan untuk berinvestasi lebih banyak. Di sisi lain, untuk investasi yang hasilnya lebih kecil daripada yang kita harapkan, kita perlu meninjau kembali investasi tersebut:

1. Bandingkan dengan investasi sejenis yang dikelola oleh manejer lain.
Misalkan saja Anda membeli reksa dana saham dengan harapan hasil sebesar 25%, namun ternyata hasil yang Anda dapat pada tahun tersebut hanyalah bekisar 20%, yang pertama Anda lakukan adalah bandingkan hasil yang Anda terima ini dengan reksa dana saham dari manejer investasi lain. Contohnya, misalkan Anda membeli reksa dana saham Schrodder, dan merasa hasilnya kurang memuaskan untuk Anda. Maka Anda dapat membandingkannya dengan reksa dana saham manejer investasi lain, misalnya saja reksa dana saham Manulife, Danareksa, Trimegah, dan lain-lain. Apabila ternyata reksa dana saham dari manejer lain memberikan hasil lebih bagus, maka Anda dapat mempertimbangkan untuk memindahkan investasi Anda ke manejer tersebut. Namun, disisi lain, jika ternyata pilihan reksa dana saham Anda ternyata memberikan hasil paling besar, maka lanjutkan ke langkah kedua.

2. Pelajari mengapa investasi Anda tidak memberikan hasil sesuai harapan Anda.
Apakah hal yang membuat reksa dana saham Anda tidak memberikan hasil sesuai dengan yang Anda harapkan? Cobalah mencari informasi-informasi yang dapat menjelaskan hal ini. Mungkin saja investasi reksa dana saham Anda mengalami penurunan yang disebabkan karena memburuknya situasi ekonomi yang disebabkan karena melemahnya mata uang rupiah, suku bunga bank naik, harga minyak naik, atau mungkin saja karena adanya krisis seperti mortgage yang barusan terjadi? Kemudian Anda dapat melakukan perkiraan apakah kejadian-kejadian seperti ini dapat terjadi kembali di tahun mendatang? Apabila Anda memperkirakan bahwa situasi tahun mendatang kurang begitu baik untuk investasi ini, maka Anda dapat menarik uang Anda dan memindahkannya ke investasi jenis lain.

Dalam proses monitor ini juga Anda dapat mengatur ulang diversifikasi untuk portfolio Anda. Misalkan saja pada kasus Pak Budi, portfolio Pak Budi adalah 26,67% investasi bertipe aman (deposito), 40% investasi agresif (reksa dana saham), dan 33,33% investasi moderat (emas). Setelah waktu berjalan setahun, kita dapat melihat bahwa portfolio Pak Budi sudah berubah menjadi 24% investasi aman (deposito), 44,57% investasi agresif (reksadana saham), dan 31,43% investasi moderat(emas). Untuk mengembalikan portfolio Pak Budi ke posisi semula, Pak Budi harus menjual Rp. 4.000.000 dari reksa dana sahamnya untuk dipindahkan ke deposito dan emas.

B. Evaluasi ulang kebutuhan keuangan Anda

Selain portfolio investasi kita, ternyata kebutuhan kita juga berubah seiring dengan berjalannya waktu. Dan kita juga perlu mencocokan kembali rencana keuangan kita, dengan kebutuhan sekarang.

Misalkan saja, dulunya Anda berpikir bahwa asuransi dengan pertanggungan sebesar Rp. 500.000.000,- sudah cukup untuk mengamankan finansial keluarga Anda. Namun, ternyata tahun ini Anda beruntung, bisa menikmati kenaikan pangkat dalam karir. Pendapatan Anda meningkat 2 kali lipat. Begitu juga belanja Anda dan keluarga. Dengan taraf hidup baru, pertanggungan asuransi yang dulunya sebesar Rp. 500.000.000,- sudah tidak cukup lagi untuk keluarga Anda. Anda perlu membeli asuransi tambahan.

Demikian juga yang terjadi dengan rencana-rencana keuangan Anda yang lain. Mungkin saja anak Anda sekarang sudah memiliki minat khusus terhadap salah satu bidang, dan sudah menetapkan universitas mana yang ingin dia tuju. Apabila universitas yang dipilih anak ternyata berbeda dengan yang Anda pilih ketika membuat rencana pendidikan anak, tentunya Anda juga perlu menghitung ulang berapa biaya yang diperlukan untuk pendidikan anak Anda.

Untuk rencana pensiun, mungkin saja ada gaya hidup baru yang tetap ingin Anda pertahankan hingga masa tua nanti. Berapakah dana yang diperlukan? Masukan juga ke dalam rencana pensiun.

Jadi secara berkala, kita harus melakukan monitor dan evaluasi kembali terhadap rencana-rencana keuangan kita. Monitor berguna untuk memastikan bahwa investasi berjalan sesuai dengan rencana kita, dan apabila ternyata tidak, kita dapat mengambil tindakan secepatnya agar tujuan keuangan tetap dapat tercapai. Sementara evaluasi perlu dilakukan karena kebutuhan kita bisa saja berubah seiring dengan jalannya waktu.

Sekian dahulu artikel saya untuk kesempatan ini. Sampai jumpa.


Selengkapnya...

5 Tahap Perencanaan Keuangan(4)

Dalam artikel kali ini, saya akan membahas lebih detail mengenai langkah keempat, yaitu melakukan implementasi dari rencana keuangan. Namun, karena langkah ini sangat berhubungan erat dengan langkah-langkah sebelumnya, mari kita tinjau kembali langkah pertama hingga ketiga. Agar lebih jelas, saya akan memberikan satu buah contoh praktek perencanaan keuangan.
Kita misalkan saja Pak Budi, seorang ayah yang sudah memiliki 2 orang anak yang bernama Tono (umur 10 tahun) dan Tini (umur 7 tahun), hendak melakukan perencanaan keuangan. Beliau sudah menjalankan langkah pertama hingga ketiga, dan sekarang hendak melakukan implementasi terhadap rencana keuangannya.

Pada langkah pertama, Pak Budi sudah menuliskan daftar dari tujuan-tujuan keuangan yang hendak dicapainya. Dan memberikan nomor urut berdasarkan prioritas tujuan-tujuan keuangan tersebut. Menurut Pak Budi, pendidikan anaknya adalah prioritas pertama, sebab pendidikan menentukan kualitas untuk generasi keluarga berikutnya. Berikut ini adalah tujuan-tujuan keuangan yang hendak dicapai oleh Pak Budi:
1. Dana pendidikan Tono.
2. Dana pendidikan Tini.
3. Asuransi untuk Budi.
4. Dana liburan akhir tahun.
5. Dana untuk pensiun.
6. Asuransi untuk istri.

Pada langkah kedua, Pak Budi menghitung ulang total hartanya, total hutang, serta menghitung nilai kekayaan bersih keluarganya. Dalam langkah ini juga Pak Budi menghitung total pendapatan keluarganya, yang bernilai 7 juta rupiah per bulan, bersumber dari gaji Pak Budi sebesar 4 juta ditambahkan dengan gaji istrinya sebesar 3 juta rupiah. Dari langkah ini Pak Budi menyadari bahwa setiap bulan pendapatan keluarganya dihabiskan hanya untuk keperluan sehari-hari. Tidak ada investasi untuk masa depan. Tidak ada rencana keuangan. Oleh karena itu, perlu dibuat rencana-rencana keuangan untuk masing-masing tujuan yang telah dirumuskan pada langkah pertama.

Maju ke langkah ketiga, Pak Budi mulai membuat anggaran bulanan untuk pendapatan serta pengeluarannya. Dengan total pendapatan 7 juta per bulan, Pak Budi menyadari bahwa dia harus bisa menyisihkan minimal 700 ribu setiap bulannya untuk ditabung. Dengan demikian maka dia bisa mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah dirumuskan pada langkah pertama.

Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan tersebut, perlu dilakukan perhitungan-perhitungan finansial untuk masing-masing tujuan. Misalkan saja untuk dana pendidikan Tono, Pak Budi memerlukan uang sebesar 20 juta untuk membayar biaya masuk kuliah Tono (untuk mempermudah perhitungan, kita anggap tidak terjadi inflasi). Berhubung sekarang usia Tono adalah 10 tahun, maka Pak Budi memiliki waktu 8 tahun untuk mengumpulkan uang. Dengan mempergunakan Excel yang dapat Anda download di:
http://www.keuanganpribadi.com/dl/pendidikan.xls
Anda dapat melihat bahwa untuk mengumpulkan 20 juta dalam waktu 8 tahun, Pak Budi harus menyisihkan sebesar:
- Rp. 169.865,- apabila berinvestasi dengan return 5%.
- Rp. 149.400,- apabila berinvestasi dengan return 8%.
- Rp. 136.817,- apabila berinvestasi dengan return 10%.
- Rp. 108.908,- apabila berinvestasi dengan return 15%.
- Rp. 85.731,- apabila berinvestasi dengan return 20%.

Sekarang, memasuki tahap keempat, Pak Budi harus memutuskan bagimanakah cara melakukan implementasi terhadap rencana keuangannya.

Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan

Dari anggaran yang telah dibuat oleh Pak Budi, beliau mengetahui bahwa setiap bulannya tersedia dana sebesar 700 ribu yang dapat digunakan untuk rencana keuangan. Sementara Pak Budi memiliki 6 buah tujuan keuangan yang hendak dicapai. Nah, sekarang pertanyaannya bagaimanakah Pak Budi dapat mengimplementasikan rencana keuangannya agar sebanyak mungkin tujuan keuangan yang diinginkannya dapat tercapai, dengan dana sebesar 700 ribu per bulan.

Pertama, kita tinjau terlebih dahulu tujuan keuangan yang paling penting, yaitu dana pendidikan Tono. Dari hasil perhitungan sebelumnya, kita dapat melihat bahwa untuk mencapai tujuan ini setiap bulannya Pak Budi harus menyisihkan uang sebesar:
- Rp. 169.865,- apabila berinvestasi dengan return 5%.
- Rp. 149.400,- apabila berinvestasi dengan return 8%.
- Rp. 136.817,- apabila berinvestasi dengan return 10%.
- Rp. 108.908,- apabila berinvestasi dengan return 15%.
- Rp. 85.731,- apabila berinvestasi dengan return 20%.

Apabila Pak Budi menginvestasikan dana pendidikan Tono dalam bentuk deposito, yang sekarang suku bunganya sekitar 7% dan setelah dipotong pajak (untuk mempermudah perhitungan) kita anggap saja menjadi 5%. Artinya Pak Budi harus membeli deposito sebesar Rp. 169.865,- per bulannya. Dengan demikian, maka tersisa dana sebesar Rp. 530.135,- untuk mencapai 5 tujuan lainnya. Namun disisi lain, apabila Pak Budi mengambil produk investasi agresif dengan hasil rata-rata 20% per tahun, Pak Budi cukup berinvestasi sebesar Rp. 85.731,- untuk mencapai tujuan pertama. Dan masih ada sisa Rp. 614.269,- untuk mencapai 5 tujuan yang tersisa.

Setelah menentukan rencana keuangan untuk dana pendidikan Tono, Pak Budi dapat mengulangi proses perhitungan rencana keuangan untuk tujuan berikutnya, yaitu dana pendidikan Tini. Tentunya uang yang bisa diinvestasikan untuk dana pendidikan Tini adalah sisa tabungan setelah digunakan untuk dana pendidikan Tono. Dan proses ini akan diulangi untuk tujuan-tujuan keuangan berikutnya hingga seluruh tabungan sudah terpakai untuk tujuan, atau seluruh tujuan yang diinginkan sudah berhasil dicapai. Disinilah kegunaan dari pengurutan tujuan-tujuan keuangan berdasarkan prioritasnya, jadi apabila kita memiliki dana yang terbatas, tujuan-tujuan yang penting dapat dipenuhi terlebih dahulu.

Kesimpulannya? Semakin tinggi tingkat suku bunga atau return dari investasi, maka semakin sedikit dana yang dibutuhkan. Dan tersedia lebih banyak dana untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan lainnya. Namun disisi lain, Anda juga perlu menyadari bahwa semakin tinggi suku bunga atau return dari investasi, biasanya diikuti dengan resiko yang lebih tinggi juga. Anda perlu menyadari bahwa tidak semua produk investasi sesuai untuk Anda.

Produk investasi manakah yang sesuai untuk saya?

Setiap orang dilahirkan dengan karakteristik tersendiri. Semuanya memiliki sifat dan tingkah laku yang unik. Hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari orang tersebut, termasuk dalam dunia investasinya.

Yang berpengaruh terhadap investasi adalah bagaimana respon seseorang terhadap resiko, sebab setiap investasi mengandung resiko. Bayangkan saja apabila Anda berinvestasi di dunia saham, kemudian dunia finansial mengalami goncangan sehingga investasi Anda merugi 15%. Apa yang Anda lakukan? Apakah Anda langsung ketakutan dan menarik seluruh uang Anda? Atau Anda bisa sabar menunggu hingga dunia finansial pulih dan kembali menguntungkan? Bagaimana efek dari kejadian ini terhadap kesehatan Anda? Apakah Anda mengalami susah tidur? Atau mungkin saja menjadi stres? Gampang marah? Atau biasa-biasa saja?

Kepribadian Anda terhadap resiko ini mempengarui pemilihan produk investasi. Bagi yang merasa tidak cocok dengan resiko, lebih baik memilih investasi dengan resiko menengah kebawah. Namun bagi yang berani menanggung resiko, boleh memilih investasi yang agresif dengan resiko yang tinggi pula.

Bagaimana mengetahui profil resiko saya? Ada sebuah tes yang biasanya diberikan oleh perencana keuangan kepada pelanggannya untuk mengetahui bagaimana respon pelanggan tersebut terhadap resiko. Dari hasil tes ini, perencana keuangan dapat menentukan produk keuangan mana yang paling cocok untuk pelanggannya.

Jenis-jenis Produk Investasi

Mungkin saja sekarang Anda bertanya-tanya, “Pak, mana ada sih investasi yang tingkat suku bunganya lebih besar dari 10%? Suku bunga deposito saja akhir-akhir ini turun terus.”

Jawabannya adalah ada. Ada banyak produk investasi di sekitar Anda. Mungkin saja Anda hanya tidak mengenal produk-produk ini. Karena tidak mengenal, maka Anda tidak mengambil keuntungan dari keberadaan produk-produk investasi.

1. Deposito

Deposito adalah produk investasi yang paling dikenal oleh masyarakat kita. Walaupun kebanyakan dari kita menganggap bahwa deposito adalah produk yang paling “aman”, namun kenyataannya jumlah uang kita yang dilindungi dalam produk deposito hanyalah 100 juta saja. Diantara semua produk investasi, biasanya deposito menjanjikan hasil yang paling rendah. Mengapa? Karena “aman”. Biasanya kata aman diikuti dengan hasil yang rendah juga.

2. Obligasi

Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh salah satu badan, bisa perusahaan swasta ataupun pemerintah. Dengan membeli obligasi berarti badan tersebut berhutang kepada Anda untuk jangka waktu tertentu dan tingkat suku bunga tertentu. Karena jangka waktu dan tingkat suku bunga sudah ditetapkan dari awal perjanjian hutang, maka biasanya investasi obligasi disebut juga dengan istilah investasi “pendapatan tetap”. Mengapa? Karena biasanya jumlah uang yang dihasilkan oleh investasi ini nilainya tetap.

Obligasi memiliki beberapa resiko. Resiko terbesarnya adalah badan yang meminjam uang Anda tidak mampu mengembalikan uang Anda pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan suatu badan dalam membayar hutang obligasinya, ada suatu badan yang memberikan rating terhadap surat-surat hutang yang beredar. Rating yang baik “AAA”, biasanya diikuti dengan suku bunga yang lebih kecil. Sementara rating yang jelek, diatas “CCC”, biasanya diikuti dengan suku bunga yang besar, namun memiliki resiko yang lebih besar terhadap gagalnya pembayaran pokok hutang pada saat jatuh tempo.

3. Saham

Saham adalah kepemilikan seseorang terhadap suatu badan usaha. Biasanya perusahaan-perusahaan yang sudah matang dan besar, membuka kesempatan ke masyarakat luas untuk turut serta memiliki sahamnya (dengan cara Go Publik). Saham mereka diperdagangkan pada bursa efek. Saat ini di Indonesia ada 2 yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Dengan memiliki saham, Anda dapat mengambil keuntungan melalui 2 cara, yaitu:
1. Capital gain, yaitu mendapatkan keuntungan melalui kenaikan harga saham yang Anda pegang. Misalnya Anda membeli saham pada harga Rp. 150.,- dan menjualnya pada harga Rp. 175,-, maka Anda mendapatkan capital gain sebesar Rp. 25,- per lembar saham.
2. Deviden. Biasanya setiap tahun perusahaan membagikan hasil keuntungannya kepada pemilik-pemilik sahamnya. Jadi misalkan perusahaan yang Anda pegang sahamnya membagikan deviden, maka sejumlah dari deviden ini akan masuk ke rekening Anda sesuai dengan jumlah saham yang Anda pegang.

Investasi di bidang saham memberikan return yang sangat tinggi. Namun, disisi lain resikonya juga tinggi, terutama bagi yang tidak memiliki pengetahuan serta informasi terkini mengenai dunia saham.

4. Reksa Dana

Pingin berinvestasi di bidang obligasi atau saham, namun:

* tidak punya pengetahuan yang cukup di bidang obligasi/saham
* tidak punya waktu
* tidak tahu caranya
* tidak punya modal besar

Solusinya adalah reksa dana. Reksa dana adalah kumpulan dana dari masyarakat yang diolah oleh manajer investasi (MI) untuk diinvestasikan di bidang tertentu. Bidang investasinya sudah disebutkan terlebih dahulu dalam prokpektus yang diterbitkan oleh MI. Karena dananya merupakan kumpulan dari dana banyak orang, maka Anda tidak perlu modal yang besar untuk berinvestasi disini.

Dengan membeli reksa dana, artinya Anda membayar orang yang ahli (manejer investasi/MI) untuk memainkan uang Anda di bidang yang Anda mau. Anda cukup memantau hasilnya melalui NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang diumumkan oleh MI setiap sore. Biasanya ongkos yang diminta oleh manajer investasi berkisar 2% dari jumlah uang yang Anda tanamkan.

Resiko dari reksa dana bergantung dari bidang apa investasi Anda. Untuk investasi di bidang saham, tingkat resikonya tinggi. Namun hasilnya juga tinggi. Sementara untuk tingkat resiko menengahnya adalah investasi pendapatan tetap (obligasi). Apabila Anda ingin yang aman, Anda dapat mengikuti reksadana pasar uang. Dan satu hal lagi yang menjadi kelebihan dari reksa dana, yaitu produk investasi ini bukan objek pajak. Jadi Anda tidak terkena pajak untuk keuntungan yang Anda dapatkan dari reksa dana.

5. Asuransi

Berbeda dari produk-produk investasi lainnya, asuransi tidak memiliki tingkat suku bunga. Asuransi hanya akan memberikan sejumlah uang kepada Anda apabila terjadi musibah dalam masa kontrak Anda dengan pihak asuransi. Jenis musibah yang dilindungi oleh asuransi juga terbatas, sesuai dengan kontrak Anda.

Apa manfaat dari asuransi? Bagi Anda yang telah berkeluarga, tentunya ada ketakutan yang melanda Anda apabila Anda terkena PHK. “Kalau saya tidak punya pekerjaan, anak saya nanti mau dikasih makan apa?” Ini baru kasus PHK loh. Setelah PHK Ayah atau Ibu masih bisa mencari pekerjaan lain untuk menghidupi anaknya. Kasus yang lebih parah adalah Ayah, yang bekerja untuk menghidupi keluarga, mengalami musibah hingga meninggal dunia. Disini keluarga yang ditinggalkan benar-benar tidak memiliki penghasilan lagi sehingga tidak bisa membayar biaya hidup. Nah, untuk melindungi keluarga dari resiko-resiko finansial seperti ini, maka diperlukan produk asuransi. Pada saat Ayah meningggal, pihak asuransi akan membayarkan sejumlah uang kepada keluarga yang ditinggalkan, uang inilah yang digunakan untuk membiayai biaya sehari-hari hingga keluarga bisa mandiri.

6. Unit-Linked

Unit-Linked adalah produk gabungan antara reksa dana dan asuransi. Sangat berguna bagi orang-orang yang tidak punya waktu ataupun tidak mau pusing mempelajari produk-produk investasi. Di produk ini Anda cukup mempercayakan kebutuhan investasi dan asuransi Anda pada pihak penjual produk (biasanya penjualnya adalah perusahaan asuransi). Pihak penjual biasanya memberikan ilustrasi kepada Anda mengenai jumlah uang yang harus Anda bayar secara bulanan dan jumlah uang hasil investasi Anda pada tahun-tahun berikutnya.

Kelemahan produk unit-linked ini adalah Anda harus membayar lebih mahal untuk biaya investasi Anda, sehingga hasilnya tidak setinggi Anda berinvestasi langsung ke reksa dana.

7. Emas

Emas adalah produk investasi tradisional. Biasanya harga emas selalu naik, dan cenderung naik di atas inflasi, sehingga merupakan alat investasi yang aman. Pada saat terjadi krisis moneter, biasanya tingkat inflasi naik tinggi. Namun harga emas naik lebih tinggi lagi dari inflasi. Jadi Anda tidak akan rugi dalam berinvestasi di emas. Biasanya investasi emas dapat dilakukan dalam bentuk perhiasan emas, ataupun emas batangan.

Kelemahan dari investasi emas adalah, Anda harus menjaga secara fisik agar emas Anda selalu aman. Biasanya hal ini bisa dibantu dengan cara menyewa lemari penyimpanan barang berharga di bank.

Bagi yang ingin membeli emas batangan, usahakan membeli emas yang bersertifikat Aneka Tambang (ANTAM).

8. Properti

Properti juga bisa dijadikan sebagai investasi. Perlu Anda ingat bahwa walaupun jumlah penduduk dunia ini meningkat sebanyak apapun, jumlah tanah selalu tetap. Oleh karena itu nilai tanah dan properti selalu naik.

Berapa tingkat kenaikan harga properti setiap tahunnya itu bergantung dari lokasi properti Anda. Properti yang lokasinya strategis, pada daerah yang sedang berkembang pesat, biasanya harganya akan meningkat tajam.

Untuk menambah keuntungan Anda di bidang properti, Anda dapat menyewakan properti Anda kepada orang lain. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pendapatan sewa. Lumayan kan, sambil menunggu harga properti naik, dapat penghasilan sampingan.

Kelemahan dari properti adalah likuiditasnya yang sangat rendah. Untuk keseluruhan proses menjual sebuah rumah, diperlukan waktu kurang lebih 3 bulan. Jumlah pembelinya juga tidak banyak. Jadi apabila Anda menginvestasikan terlalu banyak uang Anda di bidang properti, Anda beresiko kekurangan uang kas pada masa-masa darurat

Selengkapnya...

5 Tahap Perencanaan Keuangan(1)

5 Tahap Perencanaan Keuangan(1)

Masing-masing tahap akan saya bahas dalam artikel yang terpisah. Dalam kesempatan ini saya akan membahas secara detail mengenai tahap pertama.

Menentukan Tujuan Keuangan.
Dalam buku “7 Habits of Highly Efective People”, Steven R. Covey menyebutkan bahwa salah satu kebiasaan orang yang efektif adalah “Memulai dari Akhir”. Kebiasaan ini juga kita terapkan untuk perencaaan keuangan kita. Sejak tahap pertama kali merencanakan keuangan, kita harus menentukan apa sih tujuan terakhir yang kita inginkan dari uang kita.

Mengapa harus memulai dari tujuan?
Analoginya adalah seperti ini. Bayangkan bila kebetulan Anda memiliki waktu luang di hari Minggu, dan Anda hendak menghabiskannya di luar rumah. Awalnya Anda masih tidak memiliki tujuan yang jelas, yang penting bagi Anda adalah jalan-jalan di luar rumah saja. Jadi Anda keluar dari rumah, mengendarai mobil Anda tanpa arah yang pasti. Nah, di tengah jalan tiba-tiba baru Anda kepikir, oh iya minggu lalu saya ingin ke Mall A untuk membeli sesuatu. Namun karena Anda sudah menghabiskan banyak waktu untuk jalan-jalan tanpa tujuan, apalagi kalau posisi Anda sekarang justru lebih jauh dari Mall A, Anda akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menuju Mall A.

Lain ceritanya bila sejak awal Anda masuk ke mobil, Anda sudah memiliki tujuan. “Saya ingin ke Mall A”. Pada saat itu juga Anda akan “merencanakan” jalan mana yang paling cepat untuk menuju ke Mall A. Anda akan tiba ke Mall A jauh lebih cepat daripada cerita sebelumnya.

Begitu pula ceritanya dengan keuangan kita. Apabila sejak awal kita sudah menentukan apa saja sih tujuan yang ingin kita capai dengan uang yang kita miliki, kita dapat membuat rencana keuangan yang sesuai, mengimplementasikannya sehingga akhirnya tujuan kita bisa tercapai dalam waktu yang lebih cepat.

Apa saja sih tujuan keuangan? Berikut adalah tujuan-tujuan keuangan jangka panjang:
1. Dana untuk membiayai pensiun dengan gaya hidup yang diinginkan.
2. Dana untuk membiayai pendidikan anak.
3. Perlindungan keluarga dari resiko finansial.
4. Warisan untuk anak.
5. Penghematan pajak.

Selain itu, juga ada tujuan-tujuan keuangan untuk jangka pendek, seperti:
1. Membeli asset seperti rumah, mobil, elektronik, dan lain-lain.
2. Rencana liburan akhir tahun.

Ingat, kita harus SMART dalam menentukan tujuan keuangan kita. Spesifik, Measurable, Achievable, Realistik dan Time-Frame.

1. Spesifik artinya kita harus dapat membayangkan tujuan kita secara detail. Misalkan untuk dana pendidikan anak, kita harus sudah dapat memperkirakan ke universitas mana anak kita akan mengambil gelar sarjana. Untuk dana pensiun kita harus sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan yang kita inginkan pada saat kita tua nanti.

2. Measurable artinya dapat diukur, dalam hal ini alat ukurnya adalah mata uang. Misalkan saja kita ingin membuat rencana untuk liburan akhir tahun, kita harus memperkirakan berapa banyak uang yang akan dibutuhkan untuk liburan kita nanti.

3. Achievable berarti dapat kita capai. Agar tidak menjadi pungguk yang merindukan bulan, sebaiknya tujuan keuangan disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita.

4. Realitik berarti tujuan kita masuk akal, bukan merupakan khayalan yang tidak dapat diwujudkan dalam dunia nyata.

5. Time Frame berarti kita harus memiliki jangka waktu yang jelas untuk mencapainya. Misalkan saja untuk dana pendidikan anak, kita harus tahu jelas kapan sang anak akan masuk ke universitas. Untuk rencana pensiun kita harus tahu pada umur berapa kita akan pensiun.

Tuliskanlah tujuan-tujuan keuangan yang Anda inginkan pada kertas, dan kemudian baca kembali tulisan Anda. Beri nomor urut pada tujuan-tujuan tersebut berdasarkan hal mana yang paling penting untuk Anda. Misalkan Anda menganggap anak Anda paling berharga untuk Anda, mungkin saja Anda memberikan nomor satu untuk dana pendidikan anak, kemudian nomor dua untuk perlindungan keluarga dari resiko finansial.

Mengapa perlu memberi nomor urut pada tujuan finansial? Karena keterbatasan pendapatan, ada kemungkinan kita TIDAK BISA mewujudkan seluruh tujuan finansial kita. Jadi kita hanya bisa memilih tujuan mana yang paling penting untuk kita. Untuk itulah gunanya nomor urut. Nantinya dalam membuat rencana, kita akan memulai dari tujuan yang paling penting. Tujuan dengan nomor urut satu. Setelah rencana untuk tujuan pertama ini bisa tercapai, dan masih ada uang tersisa, baru kita membuat rencana untuk tujuan kedua. Dan begitu seterusnya.

Sekian artikel dari saya untuk kesempatan kali ini.
Selengkapnya...

Rabu, 15 April 2009

5 Tahap Perencanaan Keuangan (3)

Membuat Rencana Keuangan.

Tung Desem Waringin, dalam seminarnya Finansial Revolution mengatakan bahwa secara sederhana agar bisa menjadi kaya, apa yang harus kita lakukan adalah: * Mengeluarkan lebih sedikit dari yang diterima (alias pengeluaran harus lebih sedikit daripada pendapatan)
* menginvestasikan selisihnya dan menginvestasikan ulang hasilnya untuk pertumbuhan bunga berbunga (compound interest)

Jadi disini kita melihat bahwa ada 2 langkah. Langkah pertama bisa dibantu dengan cara membuat Anggaran Pendapatan Pengeluaran Pribadi/Keluarga. Sementara untuk langkah kedua, kita akan membuat rencana keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah kita rumuskan sebelumnya (Baca email saya yang berjudul 5 Langkah Perencanaan Keuangan(1) untuk menentukan tujuan keuangan Anda).

Membuat Anggaran Pendapatan Pengeluaran Pribadi/Keluarga

Di tanggal tua seringkali kita mendengar keluhan bahwa uang sudah habis. Mesti menunggu gajian. Dan lucunya lagi, apabila kita tanyakan kenapa uangnya bisa habis? Bulan ini belanja apa saja? Kebanyakan orang tidak bisa menjawab. Mengapa? Karena pengeluaran tidak terkendali. Agar problem seperti ini tidak terjadi untuk keuangan kita, kita perlu alat bantu untuk mengontrol pengeluaran. Salah satunya adalah Anggaran Pendapatan Pengeluaran Pribadi/Keluarga.

Bagaimana cara membuat Anggaran? Gampang. Secara umum anggaran terbagi 2 bagian, yaitu PENDAPATAN dan PENGELUARAN. Pada bagian pendapatan, kita membuat daftar sumber-sumber penghasilan kita, beserta jumlahnya. Misalkan saja untuk keluarga Pak Budi adalah keluarga yang suami dan istrinya bekerja, ada 2 jenis pendapatan yaitu gaji suami dan gaji istri.

PENDAPATAN
1. Gaji Suami Rp. 4.000.000
2. Gaji Istri Rp. 3.000.000
=================================
Total Pendapatan Rp. 7.000.000

Nah, dari pendapatan ini, kita memberi jatah pengeluaran untuk masing-masing pos. Ada 12 pos pengeluaran yang lazim digunakan yaitu tabungan, makanan/kebutuhan harian, pakaian, pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi, asuransi, pembayaran kredit, dan lain- lain. Sebagai contoh:

PENGELUARAN:
Tabungan Rp. 700.000
Makanan/Kebutuhan Harian Rp. 1.500.000
Pakaian Rp. 400.000
Pendidikan Rp. 700.000
Kesehatan Rp. 450.000
Rekreasi Rp. 1.000.000
Transportasi Rp. 400.000
Telekomunikasi Rp. 450.000
Asuransi Rp. 500.000
Pembayaran Kredit Rp. 400.000
Lain-lain Rp. 500.000
======================================
Total Pengeluaran Rp. 7.000.000

Ini adalah pengeluaran yang anda RENCANAKAN. Nantinya, pengeluaran yang sebenarnya akan berbeda dari rencana Anda. Tugas Anda setelah ini adalah secara berkala mengawasi pengeluaran untuk masing-masing pos, agar tidak melenceng jauh dari rencana. Misalkan saja Anda merencanakan Rp. 1.000.000,- untuk pos pengeluaran rekreasi Anda. Pada tanggal 20, total pengeluaran Anda untuk rekreasi sudah mencapai Rp. 900.000, maka Anda harus mengurangi kegiatan rekreasi Anda atau setidaknya mencari kegiatan rekreasi yang tidak terlalu banyak menghabiskan uang. Sehingga Anda hanya menghabiskan Rp. 100.000 untuk kegiatan rekreasi hingga akhir bulan. Jadi disini pengeluaran untuk pos rekreasi akan sesuai dengan anggaran Anda.

Perlu diingat bahwa dalam membuat anggaran, taruhlah TABUNGAN pada pengeluaran paling atas. Mengapa? Sebab pengeluaran manusia itu sifatnya flexible, bisa diperbesar maupun diperkecil. Namun, ada kecenderungan untuk menghabiskan seluruh uang yang ada. Oleh karena itu, sejak awal berilah jatah pada tabungan. Setelah itu baru lakukan perhitungan untuk pos pos pengeluaran lainnya. Begitu gajian, langsung pindahkan jatah tabungan Anda ke sebuah rekening yang khusus tabungan. Rekening tabungan ini tidak boleh ditarik lagi kecuali keadaan darurat.

Untuk berhasil melaksanakan langkah pertama untuk menjadi kaya seperti yang disebutkan oleh Tung Desem Waringin, Anda harus bisa menyisihkan minimal 10% dari pendapatan Anda untuk ditabung. Nantinya tabungan inilah yang akan kita gunakan untuk langkah kedua, berinvestasi dengan konsep compound interest.

Berinvestasi dengan Konsep Compound Interest

Albert Einstein, ilmuwan paling jenis di dunia, mengatakan bahwa salah satu keajaiban dunia adalah compound interest. Wah, kenapa begitu?

Katakanlah sekarang kita memiliki uang menganggur sebesar Rp. 1.000.000. Uang ini kita tabung dengan bunga sebesar 6% per tahun. Di tahun mendatang, kita mendapatkan bunga sebesar:
Bunga = Rp. 1.000.000 * 6%
Bunga = Rp. 60.000

Nah, bunga ini kita masukan kembali ke dalam tabungan sehingga turut berbunga. Pada tahun kedua, bunga kita menjadi :
Bunga = Rp. 1.060.000 * 6%
Bunga = Rp. 63.600

Perhatikan bahwa bunga yang kita dapatkan pada tahun pertama, kita investasikan ulang ke tabungan kita. Jadi bunga kita akan turut berbunga, sehingga terjadi pertambahan bunga sebesar Rp. 3.600,-. Ajaibnya, bunga yang turut berbunga ini akan menyebabkan pertumbuhan yang luar biasa pada tabungan kita. Dalam waktu 12 tahun, tabungan kita akan menjadi Rp. 2.012.196,- atau menjadi 2 kali lipat jumlah awal. Dan kalau dibiarkan 12 tahun lagi, maka tabungan ini akan berkembang menjadi 2 kali lipat lagi, alias Rp. 4.048.934,-. Pertumbuhan investasi seperti inilah yang disebut dengan compound interest. Ingat, bunga yang kita dapat harus diinvestasikan kembali.

Konsep compound interest inilah yang akan kita gunakan dalam menyusun rencana keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, misalkan Pak Budi hendak membuat rencana keuangan untuk mendanai kuliah anaknya. Untuk membayar uang masuk kuliah anaknya, Pak Budi membutuhkan uang sebesar Rp. 20.000.000,-. Berapakah jumlah uang yang harus disisihkan oleh Pak Budi setiap bulannya?

NB: Untuk menyederhanakan perhitungan dalam contoh, kita menganggap bahwa uang masuk kuliah tidak mengalami inflasi. Apabila Anda tertarik untuk mendapatkan perhitungan yang lebih canggih dan lebih akurat, silahkan baca ebook saya “Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel”.

Perhitungan compound interest sangat rumit. Di kuliah-kuliah, biasanya mahasiswa diajarkan untuk melakukan perhitungan dengan cara menggunakan tabel. Di dunia bisnis, biasanya orang membeli kalkulator finansial, yang memiliki fungsi-fungsi khusus untuk melakukan perhitungan compound interest. Bagi Anda yang memiliki komputer, Anda beruntung! Komputer Anda dapat melakukan perhitungan compound interest dengan cepat dan mudah! Caranya? Gunakan aplikasi Excel. Untuk menjawab pertanyaan pada contoh soal terakhir, silahkan download worksheet Excel yang telah saya sediakan di:

http://www.keuanganpribadi.com/dl/pendidikan.xls

Silahkan buka file excel yang telah saya sediakan. Pada worksheet tersebut, Anda dapat melihat sebuah tabel, dimana bagian horizontal menunjukan berapa lama waktu yang Anda punya. Sementara bagian vertikalnya menunjukkan berapa tingkat suku bunga investasi Anda.

Untuk menjawab pertanyaan Pak Budi, kita memerlukan 2 buah data lagi yaitu:

* Berapa lama waktu yang dimiliki oleh Pak Budi?
* Apakah produk investasi yang digunakan? Berapa tingkat return/bunganya?

Biasanya seorang anak akan memasuki kuliah pada usia 18 tahun. Jadi andaikata sekarang anak Pak Budi berusia 10 tahun, maka Pak Budi masih memiliki waktu sebanyak 8 tahun untuk berinvestasi. Sekarang kita lihat dalam worksheet. Data jumlah uang yang perlu ditabung oleh Pak Budi, apabila jangka waktu menabungnya adalah 8 tahun, berada pada kolum I.

* Apabila Pak Budi menggunakan produk deposito dengan tingkat suku bunga sekitar 5% per tahun, maka Pak Budi harus menabung sebesar Rp. 169.865 per bulannya.
* Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana pasar uang dengan tingkat return sekitar 8% per tahun, maka Pak Budi harus menabung sebesar Rp. 149.400 per bulan.
* Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana saham dengan tingkat return sekitar 20% per tahun, maka Pak Budi harus menabung sebesar Rp. 85.731 per bulan.

Apakah kesimpulan yang dapat Anda tarik dari data yang ditunjukan oleh worksheet diatas? Bahwa, SEMAKIN TINGGI TINGKAT SUKU BUNGA, maka jumlah uang yang perlu ditabung per bulannya menjadi SEMAKIN KECIL. Perlu diingat disini bahwa produk investasi yang tingkat suku bunganya tinggi biasanya diikuti dengan tingkat resiko yang tinggi juga. Apakah Anda siap untuk menanggung resiko investasi?

Nah sekarang, bagaimana jika ceritanya Pak Budi menunda investasi untuk dana pendidikan anaknya? Katakanlah tabungan untuk pendidikan ini ditunda selama 3 tahun. Sekarang Pak Budi hanya memiliki waktu 5 tahun untuk menyiapkan dana pendidikan anaknya. Berapakah jumlah uang yang perlu ditabung per bulannya? Jawabannya bisa dilihat pada worksheet yang saya sediakan, pada kolum H.

* Apabila Pak Budi menggunakan produk deposito dengan tingkat suku bunga sekitar 5% per tahun, maka Pak Budi harus menabung sebesar Rp. 294.091 per bulannya.
* Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana pasar uang dengan tingkat return sekitar 8% per tahun, maka Pak Budi harus menabung sebesar Rp. 272.195 per bulan.
* Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana saham dengan tingkat return sekitar 20% per tahun, maka Pak Budi harus menabung sebesar Rp. 196.544 per bulan.

Sekarang kita analisa kembali jawaban yang sekarang dengan jawaban sebelumnya. Untuk tingkat suku bunga yang sama-sama 5% per tahun, apabila jangka waktu yang tersedia 8 tahun, maka jumlah yang harus ditabung adalah Rp. 169.865,- per bulan. Namun apabila jangka waktu yang tersedia hanya 5 tahun, maka jumlah yang harus ditabung meningkat menjadi Rp. 294.091,-. Jumlah yang harus Pak Budi bayar hampir 2 kali lebih mahal. Artinya? Setiap penundaan terhadap investasi, menyebabkan Anda harus membayar LEBIH MAHAL untuk mencapai tujuan Anda. Perlu diingat bahwa dalam investasi, WAKTU ADALAH TEMAN ANDA. Semakin lama jangka waktu Anda berinvestasi, maka beban yang harus Anda tanggung akan menjadi semakin ringan. Mulailah
berinvestasi sekarang juga.

Membuat Sendiri Rencana Keuangan Pribadi Anda

Jasa konsultasi perencana keuangan untuk merancang rencana keuangan Anda lumayan mahal.

“Terus bagaimana donk cara saya merencanakan keuangan saya?”

Jangan khawatir. Dalam ebook saya yang berjudul “Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel”, saya mengajarkan Anda cara membuat berbagai macam rencana keuangan dengan menggunakan rumus-rumus yang telah tersedia pada Excel. Saya juga telah menyiapkan banyak worksheet yang dalam kondisi siap pakai (seperti worksheet yang saya sediakan untuk artikel ini), antara lain :

* Menghitung nilai tabungan di masa depan.
* Rencana pensiun.
* Rencana dana pendidikan anak.
* Perhitungan bunga hutang.
* Perhitungan investasi obligasi.
* dan masih banyak lagi.

Anda dapat melakukan perhitungan untuk rencana keuangan Anda secara gampang dan hanya dalam hitungan detik!

Selengkapnya...

Selasa, 14 April 2009

5 Tahap Perencanaan Keuangan(2)

Siapa sih yang tidak mau hidup sejahtera, terbebas dari masalah keuangan? Hal ini dapat Anda capai melalui perencanaan keuangan.

Bagaimana caranya? Ada 5 tahap penting yang perlu Anda lakukan dalam perencanaan keuangan, yaitu:

1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.
Masing-masing tahap akan saya bahas dalam artikel yang terpisah. Dalam kesempatan ini saya akan membahas secara detail mengenai tahap pertama.

Menentukan Tujuan Keuangan.

Dalam buku “7 Habits of Highly Efective People”, Steven R. Covey menyebutkan bahwa salah satu kebiasaan orang yang efektif adalah “Memulai dari Akhir”. Kebiasaan ini juga kita terapkan untuk perencaaan keuangan kita. Sejak tahap pertama kali merencanakan keuangan, kita harus menentukan apa sih tujuan terakhir yang kita inginkan dari uang kita.

Mengapa harus memulai dari tujuan? Analoginya adalah seperti ini. Bayangkan bila kebetulan Anda memiliki waktu luang di hari Minggu, dan Anda hendak menghabiskannya di luar rumah. Awalnya Anda masih tidak memiliki tujuan yang jelas, yang penting bagi Anda adalah jalan-jalan di luar rumah saja. Jadi Anda keluar dari rumah, mengendarai mobil Anda tanpa arah yang pasti. Nah, di tengah jalan tiba-tiba baru Anda kepikir, oh iya minggu lalu saya ingin ke Mall A untuk membeli sesuatu. Namun karena Anda sudah menghabiskan banyak waktu untuk jalan-jalan tanpa tujuan, apalagi kalau posisi Anda sekarang justru lebih jauh dari Mall A, Anda akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menuju Mall A.

Lain ceritanya bila sejak awal Anda masuk ke mobil, Anda sudah memiliki tujuan. “Saya ingin ke Mall A”. Pada saat itu juga Anda akan “merencanakan” jalan mana yang paling cepat untuk menuju ke Mall A. Anda akan tiba ke Mall A jauh lebih cepat daripada cerita sebelumnya.

Begitu pula ceritanya dengan keuangan kita. Apabila sejak awal kita sudah menentukan apa saja sih tujuan yang ingin kita capai dengan uang yang kita miliki, kita dapat membuat rencana keuangan yang sesuai, mengimplementasikannya sehingga akhirnya tujuan kita bisa tercapai dalam waktu yang lebih cepat.

Apa saja sih tujuan keuangan? Berikut adalah tujuan-tujuan keuangan jangka panjang:
1. Dana untuk membiayai pensiun dengan gaya hidup yang diinginkan.
2. Dana untuk membiayai pendidikan anak.
3. Perlindungan keluarga dari resiko finansial.
4. Warisan untuk anak.
5. Penghematan pajak.

Selain itu, juga ada tujuan-tujuan keuangan untuk jangka pendek, seperti:
1. Membeli asset seperti rumah, mobil, elektronik, dan lain-lain.
2. Rencana liburan akhir tahun.

Ingat, kita harus SMART dalam menentukan tujuan keuangan kita. Spesifik, Measurable, Achievable, Realistik dan Time-Frame.

1. Spesifik artinya kita harus dapat membayangkan tujuan kita secara detail. Misalkan untuk dana pendidikan anak, kita harus sudah dapat memperkirakan ke universitas mana anak kita akan mengambil gelar sarjana. Untuk dana pensiun kita harus sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan yang kita inginkan pada saat kita tua nanti.

2. Measurable artinya dapat diukur, dalam hal ini alat ukurnya adalah mata uang. Misalkan saja kita ingin membuat rencana untuk liburan akhir tahun, kita harus memperkirakan berapa banyak uang yang akan dibutuhkan untuk liburan kita nanti.

3. Achievable berarti dapat kita capai. Agar tidak menjadi pungguk yang merindukan bulan, sebaiknya tujuan keuangan disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita.

4. Realitik berarti tujuan kita masuk akal, bukan merupakan khayalan yang tidak dapat diwujudkan dalam dunia nyata.

5. Time Frame berarti kita harus memiliki jangka waktu yang jelas untuk mencapainya. Misalkan saja untuk dana pendidikan anak, kita harus tahu jelas kapan sang anak akan masuk ke universitas. Untuk rencana pensiun kita harus tahu pada umur berapa kita akan pensiun.

Tuliskanlah tujuan-tujuan keuangan yang Anda inginkan pada kertas, dan kemudian baca kembali tulisan Anda. Beri nomor urut pada tujuan-tujuan tersebut berdasarkan hal mana yang paling penting untuk Anda. Misalkan Anda menganggap anak Anda paling berharga untuk Anda, mungkin saja Anda memberikan nomor satu untuk dana pendidikan anak, kemudian nomor dua untuk perlindungan keluarga dari resiko finansial.

Mengapa perlu memberi nomor urut pada tujuan finansial? Karena keterbatasan pendapatan, ada kemungkinan kita TIDAK BISA mewujudkan seluruh tujuan finansial kita. Jadi kita hanya bisa memilih tujuan mana yang paling penting untuk kita. Untuk itulah gunanya nomor urut. Nantinya dalam membuat rencana, kita akan memulai dari tujuan yang paling penting. Tujuan dengan nomor urut satu. Setelah rencana untuk tujuan pertama ini bisa tercapai, dan masih ada uang tersisa, baru kita membuat rencana untuk tujuan kedua. Dan begitu seterusnya.

Sekian artikel dari saya untuk kesempatan kali ini. Untuk mendapatkan panduan lengkap mengenai mengelola keuangan pribadi atau keluarga,



Selengkapnya...

About Me

Foto Saya
Sultan
.::Berpacu dengan waktu meraih sukses::.
Lihat profil lengkapku

Followers


Lencana Facebook

FEEDJIT Live Traffic Feed

 


Bagaimana pendapat anda tentang blog ini???