Rabu, 08 Juni 2011

Kenalilah Hutang Baik dan Hutang Buruk


Selamat pagi, Saudara Muh.sultan. Dalam kesempatan ini
saya ingin sharing sedikit mengenai hutang baik dan hutang
buruk. Semoga bermanfaat.

Hutang yang buruk dalam jangka waktu panjang akan menggerogoti
finansial kita dengan bunganya yang tinggi. Oleh karena itu
penting sekali bagi kita untuk segera mengenali hutang yang
buruk agar tidak terpuruk ke dalam masalah hutang. Namun,
ternyata tidak semua hutang itu bersifat buruk, ada juga hutang
yang baik yang dapat membantu kehidupan finansial kita. Nah,
yang manakah hutang baik dan yang manakah hutang buruk? Dalam
kesempatan ini kita akan membahas mengenai hutang baik dan
hutang buruk.

Hutang Baik

Hutang yang baik adalah hutang yang digunakan untuk investasi
jangka panjang. Kedepannya hutang ini akan memberikan manfaat
secara finansial bagi kita. Ada tiga jenis hutang yang tergolong
sebagai hutang baik.

Yang pertama adalah KPR (Kredit Kepemilikan Rumah), yaitu hutang
yang digunakan untuk membeli rumah. Hutang ini bersifat baik
karena nilai rumah cenderung untuk meningkat dari tahun ke tahun.
Misalkan saja Anda sekarang Anda meminjam uang 500jt untuk membeli
sebuah rumah, sekitar 5 tahun lagi rumah Anda harganya sudah
bertumbuh menjadi sekitar 1M. Malah bisa lebih besar apabila Anda
membeli rumah di daerah strategis yang amat berkembang. Karena
kedepannya nilai rumah akan meningkatkan jumlah asset Anda secara
signifikan, maka berhutang untuk membeli rumah tergolong sebagai
hutang baik.

Yang kedua adalah berhutang untuk keperluan edukasi. Saat ini
biaya pendidikan sangat mahal. Untuk mengambil S1 di universitas
swasta ternama, uang kuliah secara keseluhan sudah mencapai puluhan
juta. Tentunya akan terasa berat bila dibayar secara tunai. Oleh
karena itu berhutang untuk edukasi dapat menjadi salah satu pilihan.
Setelah tamat kuliah, nilai pendapatan orang tersebut akan meningkat.
Jadi hutang untuk edukasi dalam jangka waktu panjang akan memberikan
efek positif ke cashflow orang tersebut. Oleh karena itu hutang ini
tergolong sebagai hutang yang baik.

Hutang baik yang ketiga adalah hutang untuk membuka usaha
(entrepreneurship). Hutang ini tergolong baik karena usaha tersebut
bisa memberikan penghasilan tambahan. Namun perlu diperhatikan juga
bahwa membuka usaha adalah tindakan yang beresiko. Cukup banyak usaha
yang kurang laku hingga akhirnya bangkrut. Dalam hal ini orang tersebut
jadinya malah harus memikul beban hutang usaha. Tentunya kita tidak
ingin hal ini terjadi. Oleh karena itu dalam konsultasi keuangan, saya
lebih menyarankan untuk membeli produk investasi seperti reksadana,
emas, atau properti, daripada membuka usaha yang beresiko tinggi.

Hutang Buruk

Hutang yang buruk adalah hutang yang digunakan untuk barang yang
nilainya semakin lama semakin kecil, atau yang lebih buruk lagi bila
digunakan untuk barang konsumtif yang nilainya langsung habis.
Contohnya adalah KKB, berhutang untuk membiayai liburan atau berhutang
untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari.

KKB atau kredit yang digunakan untuk mengangsur kendaraan bermotor
tergolong sebagai hutang buruk. Mengapa? Karena nilai dari kendaraan
bermotor cenderung untuk semakin kecil dari waktu ke waktu. Oleh
karena itu kita mesti cerdas dalam memilih kendaraan bermotor. Beli
secukupnya saja. Jumlah kendaraan bermotor tidak perlu banyak-banyak,
terlebih lagi karena sekarang pemerintah menerapkan pajak progresif
dimana semakin banyak kendaraan Anda maka persentase pajak yang
dikenakan akan semakin besar. Dan untuk memilih mobil, sebaiknya
jangan memilih merk yang terlalu mewah. Harga yang harus Anda bayar
akan menjadi sangat mahal, karena biaya pajak, asuransi dan
pemeliharaan mobil tersebut ikut meningkat.

Berhutang untuk membiayai liburan juga termasuk ke hutang buruk,
sebab uang yang Anda belanjakan akan lenyap seluruhnya begitu
liburan Anda selesai. Pada saat Anda kembali bekerja, Anda akan
menjadi stres melihat tagihan liburan yang begitu besarnya. Dan
karena biasanya tawaran hutang berasal dari kartu kredit,
tagihan ini diikuti dengan bunga yang tinggi pula.

Anda mungkin mengatakan bahwa liburan itu adalah kebutuhan, karena
dengan adanya relaksasi pada waktu liburan maka pada saat kembali
bekerja produktivitas akan meningkat. Hal ini memang benar. Anda
boleh berlibur sebanyak yang Anda mau, dengan syarat Anda mampu
membayar liburan tersebut. Membayar liburan dengan cara berhutang
berarti sebenarnya Anda tidak mampu untuk berlibur, dan bila
diteruskan akan membawa Anda ke masalah hutang.

Penggunaan kartu kredit untuk pembelian kebutuhan sehari-hari
seperti makanan, pakaian, dan lain-lain juga akan berbahaya bagi
finansial Anda apabila Anda tidak bisa melunasi seluruh tagihannya
pada bulan berikutnya. Perlu Anda ketahui bahwa bunga kartu kredit
sangatlah tinggi, paling kecil 30% per tahun. Bila tagihan tidak
dilunasi, maka sisa hutang akan dikenakan biaya bunga yang sangat
tinggi. Cukup banyak orang yang akhirnya terjebak ke dalam masalah
hutang karena kartu kredit.

Apakah Anda Terlalu Banyak Hutang Buruk?

Untuk mengetahui apakah Anda terlalu banyak hutang buruk atau tidak,
jumlahkan seluruh hutang kartu kredit dan sisa cicilan mobil/motor
Anda. Kemudian dibagikan dengan jumlah pendapatan Anda selama
setahun. Misalkan Mr.A memiliki hutang kartu kredit sebesar 8,5 juta
dan sisa cicilan sepeda motor sebesar 9 juta. Pendapatan Mr. A selama
setahun adalah 52 juta. Maka rasio hutang buruk Mr.A adalah:

Rasio Hutang Buruk = Total Hutang Buruk / Pendapatan Setahun
= (8.500.000 + 9.000.000) / 52.000.000
= 17.500.000 / 52.000.000
= 33,7 %

Nilai rasio hutang buruk yang paling baik adalah 0%. Namun di jaman
sekarang dimana tawaran kredit dan cicilan bertebaran dimana-mana,
tentunya akan sangat sulit bagi kita untuk tidak berhutang sama sekali.
Oleh karena itu rasio hutang buruk kita tidak mungkin 0%, kita semua
pasti memiliki hutang buruk. Namun, jumlah rasio hutang buruk yang
masih tergolong sehat adalah bila nilai rasio hutang buruk masih
lebih kecil dari 20%. Dalam contoh kasus diatas, artinya Mr. A memiliki
terlalu banyak hutang buruk.

Apabila rasio hutang buruk Anda lebih besar dari 25%, Anda memiliki
kecenderungan untuk terpuruk ke masalah hutang. Karena hutang buruk
cenderung untuk membesar dari waktu ke waktu. Apalagi bila Anda sudah
terbiasa untuk membeli kebutuhan sehari-hari menggunakan kartu kredit,
dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar tagihan kartu kredit secara
penuh di bulan berikutnya. Segeralah benahi kembali keuangan Anda,
kurangi belanja konsumtif dan usahakan untuk melunasi seluruh hutang
buruk yang masih ada.

Sekian sharing dalam kesempatan kali ini. Apabila Saudara Muh.sultan
merasa artikel ini bermanfaat, silahkan diforward ke teman-teman.
Marilah kita bersama-sama memajukan bangsa kita dengan cara sharing
pengetahuan agar kita semua lebih melek finansial. Untuk membaca
artikel-artikel keuangan lainnya, silahkan kunjungi situs kami di:
http://www.keuanganpribadi.com?id=phing.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih karena telah membaca artikel
ini. Salam finansial.

Regards,



David Ciang
Selengkapnya...

Bedah Buku: The Cashflow Quadrant


Selamat pagi Saudara Muh.sultan. Pada kesempatan kali ini
saya akan mengupas mengenai salah satu buku yang konsepnya sangat
terpakai dalam dunia keuangan pribadi, yaitu buku The Cashflow
Quadrant karangan Robert T Kiyosaki.
Buku ini membahas konsep mengenai cara orang mendapatkan
income, yang dibagi menjadi 4 quadran dan digambarkan
dalam diagram sebagai berikut:

E | B
-----------
S | I

Dari diagram diatas Saudara Muh.sultan dapat melihat
bahwa pada bagian kiri diagram terdapat huruf E yang melambangkan
Employee atau karyawan/pegawai, dan S yang melambangkan
Self-Employed atau pekerja lepas. Sementara di bagian kanan
terdapat huruf B yang melambangkan Business-Owner dan huruf I
yang melambangkan Investor.

Yang menarik dari konsep ini adalah mengapa quadran dipisahkan
menjadi quadran kiri dan quadran kanan? Ternyata, orang-orang yang
hidup pada quadran kiri (sebagai employee dan self-employed),
setiap harinya harus bekerja keras untuk mencari uang. Sedangkan
di sisi kanan, orang yang hidup sebagai Business-Owner dan
Investor dapat dengan santai menikmati hidup karena uang lah
yang mencari mereka.

Tidak percaya dengan konsep ini?

Buku ini dibuka dengan cerita mengenai Bill dan Ed. Bill dan Ed
tinggal pada suatu desa yang terpencil, dimana desa tersebut
kesulitan dalam mencari air bersih. Oleh karena itu para tetua
desa mengontrak Bill dan Ed dengan tugas menyediakan air bersih
untuk kebutuhan desa.

Ed dengan segera membeli 2 ember, dan dengan penuh semangat
setiap hari berlari ke danau yang lumayan jauh dari desa untuk
mengambil air. Ed langsung menghasilkan uang dengan cara
bekerja keras dari pagi hingga petang, mengangkut air dari
danau untuk dijual ke desa.

Dalam Cashflow Quadrant, Ed adalah seorang E (Employee). Ed
bekerja keras untuk menghasilkan uang. Biasanya uang yang dihasilkan
akan sebanding dengan waktu yang dikorbankan untuk bekerja. Semakin
lama Ed bekerja, maka incomenya akan semakin banyak. Namun bila
Ed sedang sakit atau sedang berlibur, incomenya akan menghilang.

Berbeda dari Ed, Bill mencari penanam modal yang dapat membiayai
rencananya. Lalu Bill bersama krunya membangun saluran air dari
danau menuju ke desa. Bill memerlukan waktu setahun untuk membangun
saluran airnya, dan selama setahun tersebut Bill sama sekali tidak
memiliki income. Namun setelah saluran airnya berhasil dibangun,
air bersih dapat terus mengalir menghasilkan uang bagi Bill. Saluran
airnya dapat bekerja 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Walaupun
Bill sedang tidur, ataupun sedang pergi liburan, saluran air dapat
terus bekerja menghasilkan uang bagi Bill.

Dalam Cashflow Quadrant, Bill adalah seorang B (Business-Owner).
Berbeda dari Ed yang bekerja untuk menghasilkan uang, Bill membangun
sebuah sistem yang akan menghasilkan uang bagi Bill. Dan pada saat
sistem sudah berjalan, uang akan mengalir terus untuk Bill, 24 jam
sehari, tujuh hari seminggu. Walaupun Bill sedang tidur maupun
sedang liburan.

Cerita pembuka diatas memberikan gambaran mengenai perbedaan dahsyat
antara quadran kiri dan quadran kanan. Dimana orang-orang yang hidup
pada quadran kiri harus bekerja keras setiap harinya untuk mencari
income, sementara orang-orang pada quadran kanan memiliki sistem
yang dapat bekerja menghasilkan uang bagi mereka.

Bagaimana dengan Saudara Muh.sultan?

Apakah Saudara Muh.sultan bekerja keras untuk menghasilkan uang?

Atau Saudara Muh.sultan sedang membangun saluran untuk menghasilkan
uang?

Konsep dari Cashflow Quadrant ini telah dipakai oleh banyak orang
untuk mencapai Kebebasan Finansial. Bila Saudara Muh.sultan
merasa tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai
The Cashflow Quadrant, bukunya bisa didapat di Gramedia ataupun
toko-toko buku favorit Saudara Muh.sultan.

Semoga pembahasan ringkas mengenai Cashflow Quadrant ini dapat
berguna bagi banyak orang. Akhir kata saya ucapkan Salam Finansial.

Regards,



David Ciang
Selengkapnya...

Bunga Flat, Bunga Efektif


Selamat pagi Saudara Muh.sultan. Bagaimana kabar Saudara Muh.sultan
hari ini? Semoga baik-baik saja dan sehat selalu baik jasmani
maupun finansial.Pada kesempatan ini saya hendak membahas mengenai cara
perhitungan bunga hutang. Misalkan Saudara Muh.sultan ditawarkan
hutang dengan tingkat suku bunga 6% per tahun, pertanyaannya
adalah apakah bunga ini murah atau mahal?

Hanya dari informasi diatas saja, kita tidak dapat menjawab
pertanyaan di atas. Terlebih dahulu kita mesti bertanya dahulu
bagaimana cara perhitungan bunganya? Apakah suku bunga tersebut
adalah bunga flat? Atau bunga efektif? Apabila ternyata suku bunga
adalah 6% flat, artinya bunga tersebut MAHAL. Sedangkan kalau
ternyata suku bunga tersebut adalah 6% efektif, maka artinya bunga
tersebut murah.

Apa yang dimaksud bunga flat? Dan apa yang dimaksud dengan
bunga efektif? Mari kita bahas satu per satu.

1. BUNGA FLAT

Cara perhitungan bunga flat adalah cara yang paling gampang,
oleh karena itu banyak digunakan di berbagai instansi keuangan.
Sayangnya cara perhitungan seperti ini sangatlah merugikan
peminjam uang. Mengapa? Karena bunga dihitung secara rata dari
nilai total hutang, tanpa peduli terhadap nilai pokok hutang
yang telah dibayarkan. Nantinya kita akan dapat melihat hal
ini dari ilustrasi hutang.

Sebagai contoh kasus, misalkan kita hendak meminjam uang dari
bank untuk membeli mobil (KKB). Nilai hutang yang hendak kita
pinjam adalah Rp. 120.000.000 dengan tingkat suku bunga 6% flat
dan tenor 2 tahun.

Cara perhitungannya gampang. Total bunga yang harus kita bayar
adalah 6% dikalikan jangka waktu 2 tahun dan dikalikan
dengan nilai hutang Rp. 120.000.000. Total bunga adalah
= Rp. 120.000.000 * 6% * 2
= Rp. 14.400.000.

Total bunga ini ditambahkan dengan nilai hutang akan menjadi
total angsuran yang harus kita bayar, yaitu :
= Rp. 120.000.000 + Rp. 14.400.000
= Rp. 134.400.000

Total angsuran ini tinggal kita bagikan ke jumlah periode
pembayaran. Karena kita mengangsur hutang secara bulanan,
artinya periode pembayaran adalah 2 x 12 = 24 kali. Maka
nilai angsuran per bulannya adalah :
= Rp. 134.400.000 / 24
= Rp. 5.600.000

Tabel ilustrasi bunga flat dapat dilihat di bawah ini:

-----------------------------------------------------------
|Per | Pokok Hutang | Bunga | Angsuran | Sisa Hutang |
-----------------------------------------------------------
| 0 | | | | 120.000.000 |
| 1 | 120.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 115.000.000 |
| 2 | 115.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 110.000.000 |
| 3 | 110.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 105.000.000 |
| 4 | 105.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 100.000.000 |
| 5 | 100.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 95.000.000 |
| 6 | 95.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 90.000.000 |
| 7 | 90.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 85.000.000 |
| 8 | 85.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 80.000.000 |
| 9 | 80.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 75.000.000 |
| 10 | 75.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 70.000.000 |
| 11 | 70.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 65.000.000 |
| 12 | 65.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 60.000.000 |
| 13 | 60.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 55.000.000 |
| 14 | 55.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 50.000.000 |
| 15 | 50.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 45.000.000 |
| 16 | 45.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 40.000.000 |
| 17 | 40.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 35.000.000 |
| 18 | 35.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 30.000.000 |
| 19 | 30.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 25.000.000 |
| 20 | 25.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 20.000.000 |
| 21 | 20.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 15.000.000 |
| 22 | 15.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 10.000.000 |
| 23 | 10.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | 5.000.000 |
| 24 | 5.000.000 | 600.000 | 5.600.000 | LUNAS |
-----------------------------------------------------------

Dari tabel ilustrasi diatas kita dapat melihat bahwa bunga
yang dibayarkan setiap bulannya selalu bernilai Rp. 600.000.
Oleh karena itulah cara perhitungan ini disebut bunga flat,
karena nilai bunganya selalu rata.

Kembali ke pernyataan saya pada penjelasan awal bunga flat,
mengapa cara perhitungan bunga flat merugikan peminjam uang?
Jawabannya bisa dilihat dari tabel ilustrasi diatas.

Setiap bulannya peminjam uang harus membayar angsuran sebesar
Rp. 5.600.000. Angsuran ini terdiri dari bunga sebesar
Rp. 600.000 dan angsuran pokok sebesar Rp. 5.000.000.
Dengan membayar angsuran pokok berarti nilai pokok dari hutang
tersebut berkurang sebanyak Rp. 5.000.000 setiap bulannya.

Sayangnya pengurangan nilai pokok hutang tidak disertai dengan
pengurangan nilai bunga. Tentunya hal ini akan merugikan
peminjam uang di periode-periode berikutnya. Kita dapat
perhatikan di dalam tabel bahwa setelah mengangsur setahun,
nilai pokok hutang tinggal Rp. 60.000.000 (periode 13).Namun
nilai bunganya tetap Rp. 600.000. Bila kita bandingkan
nilai pokok pokok hutang terhadap nilai bunga, maka tingkat
suku bunganya menjadi:
= Rp. 600.000 / Rp. 60.000.000
= 1% per bulan atau
= 12 % per tahun

Loh, kok tingkat suku bunganya menjadi 12%? Padahal tadi
katanya hanya 6%? Nah, perhitungan 6% itu adalah dihitung
dari nilai total hutangnya yaitu Rp. 120.000.000. Tidak
pedulu berapapun sisa hutang kita. Jadinya kalau sisa
hutang kita tinggal sedikit, kita akan rugi sekali karena
tingkat suku bunganya menjadi tinggi.

2. BUNGA EFEKTIF

Cara perhitungan bunga efektif lebih fair baik bagi pihak
bank maupun bagi pihak peminjam uang. Dengan menggunakan
cara perhitungan ini, maka bunga dihitung dari nilai pokok
hutang, bukan dari nilai total pinjaman, sehingga nilai
bunga semakin lama akan semakin berkurang seiring dengan
pembayaran untuk pokok hutang.

Sebagai contoh kasus, misalkan kita hendak meminjam uang dari
bank untuk membeli mobil (KKB). Nilai hutang yang hendak kita
pinjam adalah Rp. 120.000.000 dengan tingkat suku bunga 11% efektif
dan tenor 2 tahun.

Perhatikan bahwa dalam contoh kasus kedua, nilai total hutang
dan tenor adalah sama dengan kasus pertama. Tingkat suku bunganya
berbeda hampir dua kali lipat. Pada kasus pertama kita tingkat
suku bunga adalah 6% flat, sedangkan pada kasus kedua tingkat
suku bunga adalah 11% efektif.

Cara perhitungan nilai angsuran untuk bunga efektif terlalu
sukar untuk dijelaskan disini. Apabila kita menggunakan rumus
PMT pada Excel, seperti yang saya ajarkan dalam ebook "Tips
dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel",
maka kita akan mendapatkan bahwa nilai angsuran bulanannya
adalah Rp. 5.592.941. Nilai angsuran bulanan dalam kasus ini
lebih murah Rp. 7.059 dibandingkan kasus sebelumnya.

Berikut adalah tabel ilustrasi untuk kasus kedua:

-----------------------------------------------------------
|Per | Pokok Hutang | Bunga | Angsuran | Sisa Hutang |
-----------------------------------------------------------
| 0 | | | | 120.000.000 |
| 1 | 120.000.000 | 1.100.000 | 5.592.941 | 115.507.059 |
| 2 | 115.507.059 | 1.058.815 | 5.592.941 | 110.972.934 |
| 3 | 110.972.934 | 1.017.252 | 5.592.941 | 106.397.245 |
| 4 | 106.397.245 | 975.308 | 5.592.941 | 101.779.612 |
| 5 | 101.779.612 | 932.980 | 5.592.941 | 97.119.652 |
| 6 | 97.119.652 | 890.263 | 5.592.941 | 92.416.974 |
| 7 | 92.416.974 | 847.156 | 5.592.941 | 87.671.189 |
| 8 | 87.671.189 | 803.653 | 5.592.941 | 82.881.901 |
| 9 | 82.881.901 | 759.751 | 5.592.941 | 78.048.712 |
| 10 | 78.048.712 | 715.447 | 5.592.941 | 73.171.218 |
| 11 | 73.171.218 | 670.736 | 5.592.941 | 68.249.013 |
| 12 | 68.249.013 | 625.616 | 5.592.941 | 63.281.688 |
| 13 | 63.281.688 | 580.082 | 5.592.941 | 58.268.830 |
| 14 | 58.268.830 | 534.131 | 5.592.941 | 53.210.020 |
| 15 | 53.210.020 | 487.759 | 5.592.941 | 48.104.838 |
| 16 | 48.104.838 | 440.961 | 5.592.941 | 42.952.859 |
| 17 | 42.952.859 | 393.735 | 5.592.941 | 37.753.653 |
| 18 | 37.753.653 | 346.075 | 5.592.941 | 32.506.787 |
| 19 | 32.506.787 | 297.979 | 5.592.941 | 27.211.826 |
| 20 | 27.211.826 | 249.442 | 5.592.941 | 21.868.327 |
| 21 | 21.868.327 | 200.460 | 5.592.941 | 16.475.846 |
| 22 | 16.475.846 | 151.029 | 5.592.941 | 11.033.934 |
| 23 | 11.033.934 | 101.144 | 5.592.941 | 5.542.138 |
| 24 | 5.542.138 | 50.803 | 5.592.941 | LUNAS |
-----------------------------------------------------------

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa bunga semakin
lama akan semakin kecil, karena bunga dihitung dari nilai
pokok hutang yang semakin dibayar akan menjadi semakin kecil.

Dengan cara perhitungan seperti ini, biasanya hutang menjadi
lebih fleksibel dalam arti misalkan saja dalam suatu saat
sebelum periode 24 bulan tersebut berakhir, ternyata peminjam
uang memiliki uang lebih (misalkan saja mendapatkan bonus
atau THR) dan ingin membayar angsuran lebih besar daripada
angsuran bulanan Rp. 5.592.941, biasanya bank akan memperbolehkan
hal tersebut.

Peminjam uang bahkan diperbolehkan untuk langsung melunasi
hutang. Misalkan saja pada periode 16, peminjam uang hendak
melunasi hutangnya, maka peminjam uang dapat membayar sebesar
pokok hutang ditambahkan bunga pada periode tersebut:
= Rp. 48.104.838 + Rp. 440.961
= Rp. 48.545.799

Lain halnya dengan cara perhitungan tingkat suku bunga flat,
bank tidak akan mengijinkan pembayaran angsuran yang berbeda
dari tabel ilustrasi, karena keuntungan yang akan didapat oleh
pihak bank justru berada di periode belakang.

Dalam analisa lebih lanjut, apabila kita menjumlahkan total
bunga dari kedua puluh empat periode dalam tabel ilustrasi
diatas, maka kita akan mendapatkan nilai total bunga sebesar
Rp. 14.230.574. Nilai yang hampir sama dengan nilai total bunga
flat dalam kasus pertama, yaitu Rp. 14.400.000.

Hal ini menunjukkan bahwa dari kedua kasus dengan nilai total
hutang yang sama-sama Rp. 120.000.000,- dan tenor yang sama-sama
2 tahun, tingkat suku bunga flat 6% akan menghasilkan bunga yang
sama dengan tingkat suku bunga efektif 11%.

Artinya? Kembali lagi ke pertanyaan pertama dari artikel ini.
Apabila Anda ditawarkan hutang dengan tingkat suku bunga 6%, apakah
bunga ini murah atau mahal? Jawabannya adalah tergantung apakah
suku bunga itu flat, atau efektif. Bila ternyata suku bunga 6% flat,
artinya MAHAL. Sedangkan suku bunga 6% efektif, artinya MURAH.

Tingkat suku bunga yang beredar di pasaran saat ini (Mei 2011) adalah
sekitar 5-6% untuk bunga flat dan 10-12% untuk bunga efektif. Tentunya
bila Anda bisa mendapatkan tingkat suku bunga yang lebih murah daripada
pasaran akan semakin bagus.

Sekian dulu pembahasan finansial dalam kesempatan kali ini. Semoga
penjelasan ini dapat lebih membuka wawasan kita mengenai hutang.

Terima kasih.

Regards,



David Ciang
Selengkapnya...

About Me

Foto Saya
Sultan
.::Berpacu dengan waktu meraih sukses::.
Lihat profil lengkapku

Followers


Lencana Facebook

FEEDJIT Live Traffic Feed

 


Bagaimana pendapat anda tentang blog ini???